Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan dan pertumbuhan anak  merupakan hal yang penting untuk kita  pelajari dan kita pahami selaku  calon pendidik. Banyak para pendidik  yang belum memahami perkembangan –  perkembangan anak. Sehingga masih ada  pendidik yang menerapkan sistem  pembelajaran tanpa melihat perkembangan  anak didiknya. Hal ini akan  berakibat adanya ketidakseimbangan antara  system pembelajaran dengan  perkembangan anak yang akan menyulitkan anak  didik mengikuti system  pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui proses,  faktor dan konsep  perkembangan anak didik kita akan mudah mengetahui  system pembelajaran  yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan  perkembangan anak  didik. 
Untuk mengembangkan potensi anak didik  dan menciptakan generasi –  generasi masa depan yang berkualitas, maka  diperlukan adanya pemahaman  tentang perkembangan dan pertumbuhan anak  didik. Dengan demikian,  sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui dan  memahami perkembangan  dan pertumbuhan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
- Apa perbedaan pengertian perkembangan dan pertumbuhan ?
 - Apakah bukti bahwa anak sebagai totalitas ?
 - Mengapa perkembangan disebut sebagai proses holistic ?
 - Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak ?
 - Apakah perbedaan kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan ?
 - Apa perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak ?
 - Apa perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan
 
anak ?
- Bagaimana penerapan faktor perkembangan dalam pembelajaran ?
 
C. Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini, agar  para pendidik mengerti dan  memahami proses, faktor dan konsep  perkembangan anak, agar nantinya para  pendidik mengetahui langkah apa  yang harus dilakukan untuk menerapkan  pembelajaran yang efektif dan  sesuai dengan perkembangan anak.
 ISI 
BAB 1
HAKIKAT PERKEMBANGAN ANAK DIDIK
A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan
Manusia hidup tidaklah secara permanen,  melainkan terus berubah – ubah.  Mulai dari pembuahan, menjadi janin,  bayi, lahir, dewasa, dan akhirnya  mati. Saat bayi lahir, belum memiliki  kemampuan apapun kecuali menangis.  Dengan cara berinteraksi secara  terus – menerus dengan lingkungan  sekitar, bayi akan lebih  menyempurnakan diri, hingga bayi tersebut  mengalami perubahan fisik  sampai menjadi lebih seimbang.
Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut  terus mengalami perubahan.  Perilaku dan keterampilannya juga semakin  berkembang. Bayi tersebut  mulai bisa melakukan hal – hal tertentu,  seperti membalikan badan,  duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa  berjalan dan berlari.
Namun, perubahan yang dialami oleh setiap individu tidak selamanya dikatakan sebagai perkembangan.
Perubahan dalam arti perkembangan mempunyai maksud dan arti yang berbeda – beda, antara lain :
- Perubahan yang berakar pada unsur biologis. Perubahan ini bukan merupakan perkembangan, melainkan diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang dalam mencapai keinginannya. Misal, seseorang yang terbiasa bernyanyi dan mengolah vokal akan lebih mahir dibandingkan orang yang tidak terbiasa mengolah vokalnya. ( Bjorklund & Bjorkund, 1992 ).
 
Namun, pengalaman belajar yang diperoleh seseorang juga bisa mempengaruhi proses perkembangan.
- Perkembangan meliputi perubahan struktur maupun fungsi ( fisik maupun psikis ). ( Bjorklund & Bjorkund, 1992; Abin Syamsuddin Makmun,1996 ).
 
Perubahan struktur umumnya merujuk kepada perubahan fisik atau wujud jasadnya, baik ukuran maupun bentuknya.
Perubahan fungsi mengacu kepada  perubahan psikis atau mental serta  aktivitas yang ditimbulkan akibat  dari perubahan fisik tersebut.
- Perubahan bersifat terpola, teratur, terorganisasi dan dapat diprediksi atau dapat diperkirakan, bahkan juga dapat diketahui. Misal, pada usia sekitar 11 – 12 bulan anak sudah bisa berjalan. (Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock & Yussen, 1992 ).
 - Perkembangan bersifat unik. Santrock & Yussen ( 1992:7 ) menyatakan ” Each of us develops in certain ways like all other individuals, like some other individuals, and like no other individuals “. Yang artinya, masing – masing kita berkembang dalam cara – cara tertentu, seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain, dan seperti tidak ada individu yang lain. Selain kesamaan – kesamaan umum dalam pola – pola perkembangan yang dialami oleh setiap individu, variasi individual dalam perkembangan anak juga bisa terjadi karena suatu proses perubahan yang kompleks, dan melibatkan unsur – unsur yang saling terpengaruh satu sama lain. (Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock & Yussen, 1992 ).
 - Perubahan terjadi secara bertahap dalam suatu proses yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang relatif lama.
 - Perubahan berlangsung sepanjang hayat. Perubahan ini juga tidak hanya meliputi proses pertumbuhan, pematangan dan penyempurnaan. Tetapi juga meliputi proses penurunan dan perusakan.
 
Dari beberapa penjelasan tersebut di  atas, dapat kita simpulkan bahwa  perkembangan merupakan perubahan  individu baik fisik maupun psikis yang  berlangsung sepanjang hayat dan  terjadi secara teratur dan terpola.  Sedangkan pertumbuhan merupakan  perubahan yang terbatas pada pola fisik  yang dialami oleh individu.
Perkembangan tidak hanya mencakup  evolusi, tetapi juga mencakup involusi  atau penurunan dan perusakan ke  arah kematian. Sedangkan pertumbuhan  terbatas pada perubahan yang  bersifat evolusi atau perubahan yang menuju  ke arah yang lebih maju.
B. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Sebagai subjek studi psikologi  perkembangan, konsep anak sebagai  totalitas mempunyai arti bahwa  terdapat keterkaitan antara aspek fisik  dan psikis yang terdapat dalam  dirinya dan secara terintegrasi saling  terjalin dan memberi dukungan  fungsional satu sama lain. Sebagai contoh,  anak yang sedang sakit bisa  tidak berselera makan; anak yang sedang  ketakutan bisa kesulitan untuk  tidur; anak yang sedang semangat dan  aktif melakukan sesuatu akan  menjadi aktif pula mentalnya. Segala  aktivitas yang melibatkan fisik  anak selalu mempengaruhi psikis anak,  begitu juga sebaliknya.
Perbedaan antara anak dan orang dewasa  tidaklah terbatas pada fisiknya,  melainkan secara keseluruhan. Sebagai  contoh, pertumbuhan anak lebih  pesat dibandingkan orang dewasa. Anak  cenderung lebih bersifat  egosentrik ( sifat yang berpusat / berstandar  pada diri sendiri ),  sedangkan orang dewasa lebih bersikap sosial dan  empatik ( menempatkan  dirinya pada posisi orang lain dan ikut merasakan  apa yang dirasakan  oleh orang lain ). Daya pikir anak juga masih  terbatas pada hal – hal  yang konkrit, sedangkan orang dewasa sudah  mampu berfikir secara abstrak  dan universal.
C. Perkembangan Sebagai Proses Holistik Seluruh Aspek Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang saling keterkaitan satu dengan yang lain.
Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
- Proses biologis, mencakup perubahan – perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan karena kecelakaan, sakit atau peristiwa – peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak, sistem syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual, perubahan penglihatan dan lain sebagainya.
 - Proses kognitif, melibatkan perubahan – perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi dan membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.
 
Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada  perbedaan diantara keduanya.  Perkembangan kognitif mengacu pada  perubahan – perubahan kemampuan  berfikir, dan berbahasa serta terjadi  dalam waktu yang relatif lama.  Sedangkan kemampuan belajar lebih  cenderung mengacu pada perubahan –  perubahan dari hasil pengalaman atau  peristiwa yang lebih khusus, serta  terjadi dalam waktu yang relatif  singkat.
- Proses psikososial, melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga, teman, guru dan yang lainnya.
 
Proses pertumbuhan biologis, kognitif  dan psikososial saling berkaitan  antara yang satu dengan yang lainnya.  Sebagai contoh, anak yang  mengalami gangguan pada otaknya, akan  mengalami keterlambatan dalam  berfikir, yang kemudian bisa mempengaruhi  perkembangan psikososialnya.
D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh genetic dan berlangsung secara bertahab.
Pengalaman merupakan peristiwa –  peristiwa yang dialami oleh individu  dalam kehidupannya sebagai hasil  dari interaksi dengan lingkungannya.
Para ahli berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik atau warisan biologis.
Para ahli lain mengatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang paling berperan dalam perkembangan anak.
Ada pula ahli yang mengatakan bahwa  faktor yang mempengaruhi  perkembangan anak adalah faktor genetik dan  faktor lingkungan pergaulan.
Sebagai contoh, kecerdasan seseorang  bisa merupakan warisan yang  diturunkan dari orang tuanya, bisa pula  karena diperoleh dari lingkungan  tempat ia tumbuh dan berkembang.
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan
Banyak para ahli yang memperdebatkan masalah perkembangan merupakan kontinuitas atau diskontinuitas.
Para ahli yang berpandangan pada unsur  kematangan, menganggap bahwa  perkembangan itu diskontinuitas atau tidak  berkesinambungan. . Proses  perkembangan individu terjadi dalam tahap –  tahap yang berbeda,  perubahan – perubahannya relatife tiba – tiba dan  terjadi perubahan atau  peralihan secara tajam dari tahap yang satu ke  tahap perkembangan  selanjutnya.
Para ahli yang mendukung pandangan  diskontinuitas beranggapan bahwa  perkembangan dipengaruhi oleh faktor –  faktor  internal biologis.
Sedangkan para ahli yang menekankan pada  pengalaman ( lingkugan )  berpendapat bahwa perkembangan itu terjadi  secara berkesinambungan (  kontinuitas ) dari masa konsepsi dampai akhir  hayat.
Dalam proses perkembangan yang  kontinuitas, terjadi perbaikan,  penambahan dan atau penurunan sebagai  hasil dari interaksi dengan  lingkungan.
Emde dan Harmon ( Vasta, Haith &  Miller, 1992 ) mengatakan bahwa  persoalan kontinuitas dan  diskontinuitas melibatkan dua komponen.
- Pola – Pola Perkembangan
 
Para ahli kontinuitas beranggapan bahwa  perkembangan itu terjadi secara  halus dan stabil melalui penambahan dan  atau peningkatan yang bertahap  dalam hal abilitas ( kemampuan,  kepandaian, kecakapan ), keterampilan  dan atau pengetahuan baru pada  suatu langkah yang relatif sama.  Sedangkan ahli diskontinuitas  beranggapan bahwa perkembangan terjadi  pada periode – periode kecepatan  yang berbeda, antara yang sedikit  perubahannya dengan yang tajam dan  cepat perubahannya.
- Keterkaitan Perkembangan
 
Para ahli kontinuitas berpendapat bahwa  perkembangan – perkembangan yang  terjadi saling berkaitan. Perilaku –  perilaku awal akan berpengaruh dan  membentuk perilaku – perilaku  selanjutnya.
Sebaliknya, para ahli diskontinuitas  berpendapat bahwa perkembangan yang  terjadi muncul secara independent (  berdiri sendiri ) dari yang  sebelumnya dan tidak dapat diprediksi dari  perilaku – perilaku  sebelumnya.
BAB 2
PERKEMBANGAN BIOLOGIS 
DAN
PERSEPTUAL ANAK
Seperti yang sudah dibahas pada bab  sebelumnya, bahwa anak sebagai  totalitas dan unsur biologis turut serta  mempengaruhi perkembagan anak.  Unsur biologis dan perseptual merupakan  aspek yang cukup penting untuk  diperhatikan dalam perkembangan anak.  Karena aspek tersebut mempengaruhi  perkembangan perilaku dan mental  yang ada dalam diri anak.
Perkembangan biologis menekankan pada perkembangan fisiknya yang dipengaruhi oleh faktor hereditas atau faktor keturunan.
Sedangkan perceptual anak menekankan  pada aspek luar ( lingkungan ) yang  merupakan hasil rangsangan alat  indra. Seperti penglihatan, penciuman,  pendengaran, dan perasaan (  sentuhan ).
A. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak. 
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang  paling sempurna dibandingkan dengan  makhluk – makhluk lainnya. Manusia  memiliki potensi untuk berkembang  dan meningkatkan kehidupannya baik  secara fisik maupun psikis.
Ada dua faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan individu. 
- Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya.
 
Pertama gen – gen dominant-resesif,  yakni apabila gen dari suatu  pasangan bersifat dominant dan yang satu  bersifat resesif, maka yang  dominant itulah yang nantinya akan tertanam  dalam diri individu  tersebut.
Kedua pewarisan poligenik. Sebenarnya,  dalam satu sel terdapat banyak  gen yang akhirnya menghasilkan  karakteristik yang berbeda – beda. Karena  beberapa karakteristik  psikologi merupakan hasil dari pasangan –  pasangan tunggal, sedangkan  kebanyakan ditentukan oleh interaksi dari  banyak gen yang berbeda.
- Faktor lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman – pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
 
Misal, di dalam keluarga, setiap anak  mempunyai karakter dan pengalaman  yang berbeda – beda. Tergantung dari  perlakuan orang tua kepada setiap  anak – anaknya, dan pergaulan dari  masing – masing anak. Hal ini  menandakan bahwa faktor lingkungan juga  turut mempengaruhi perkembangan  individu.
B. Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar
Masa usia sekolah merupakan masa dimana  anak mulai memasuki dunia  pendidikan formal, yakni sekolah. Sekolah  Dasar merupakan pendidikan  formal pertama yang berfungsi sebagai  pembuka jalan bagi anak untuk  mengembangkan potensi dan kemampuan anak  serta memudahkan mereka dalam  meraih mimpi yang mereka harapkan untuk  masa depannya nanti. Serta  sebagai jembatan pertama untuk melanjutkan  ke jenjang selanjutnya. Usia  anak sekolah dasar berkisar antara 6 – 12  tahun.
- Perkembangan Fisik
 
Perkembangan fisik pada anak memiliki  karakteristik yang berbeda baik  sebelum maupun sesudah anak-anak.  Perkembangan fisik pada anak usia  sekolah dasar perlu dipelajari dan  dipahami oleh setiap guru, karena  dipercaya bahwa segala  aktivitas-aktivitas belajar dan  aktivitas-aktivitas yang menyangkut  mentalnya serta pembentukan  kepribadian dipengaruhi oleh kondisi dan  pertumbuhan fisik
Anak – anak dan orang dewasa mempunyai  banyak perbedaan, baik dari segi  fisik maupun psikisnya. Dilihat dari  segi fisik misalnya berat badan,  tinggi badan, proporsi dan bentuk  tubuh. Sedangkan dari segi psikisnya  misal, sifat, tingkah laku dan  pola pikir.
- Perseptual Anak
 
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas  bahwa perceptual anak  menekankan pada aspek luar ( lingkungan )  sebagai hasil dari rangsangan  alat indra. Semua keadaan dan peristiwa –  peristiwa yang ada di  lingkungan ditangkap oleh alat – alat indra yang  kemudian disalurkan ke  otak melalui syaraf sensorik, sehingga segala  informasi yang ada di  lingkungan dapat diterima dan diketahui oleh alat  – alat indra (  penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa/sentuhan ).  Tanpa alat  indra, otak kita akan terasa asing dengan keadaan  lingkungan yang ada  disekitar.
C. Penerapan Faktor Perkembangan dalam Pembelajaran
Perkembangan fisik anak terus  berlangsung pada masa usia sekolah dasar,  meskipun tidak sepesat pada  masa usia dini. Begitu pula dengan penajaman  dan penghalusan  perkembangan perceptual anak.
Penyelenggaraan pembelajaran yang  “hidup” dan sesuai dengan  karakteristik dan kebutuhan fisik anak  sangatlah dibutuhkan untuk  memfungsikan unsure – unsure fisik dan atau  aspek – aspek perseptualnya.
Cara pembelajaran yang diharapkan antara  lain : bersifat langsung,  tersusun secara fleksibel, tidak monoton dan  verbalistik, memperhatikan  perbedaan individu, menyajikan aktivitas  yang bervariasi seperti  eksperimen, praktek, observasi secara langsung,  permainan dan  sejenisnya, serta menggunakan berbagai media dan sumber  belajar.
Cara ini tidak hanya akan memunculkan  kegemaran dalam belajar, tetapi  juga memberikan hal – hal yang positif,  aspek kognisi dan kreativitas,  fisik-perseptual, dan sosial.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah :
1. Perbedaan perkembangan dan pertumbuhan
Perkembangan merupakan perubahan  individu baik fisik maupun psikisnya  dan berlangsung sepanjang hayat,  perubahan – perubahannya tidak hanya  bersifat evolusi, tetapi juga  bersifat involusi ( penurunan dan  perusakan menuju kematian )
Pertumbuhan merupakan perubahan individu  yang terbatas pada perubahan  fisiknya dan berlangsung sampai pada masa  tertentu, perubahan –  perubahannya bersifat evolusi ( menuju ke arah  yang lebih sempurna ).
- Anak sebagai suatu totalitas, maksudnya bahwa anak sebagai suatu kesatuan dari seluruh aspek yang ada dalam dirinya. Keseluruhan aspek yang ada dalam diri anak saling berkaitan. Secara keseluruhan anak berbeda dengan orang dewasa.
 
- Perkembangan sebagai proses holistic, maksudnya perkembangan tidak hanya terjadi pada aspek tertentu, melainkan secara keseluruhan ( holistic ).
 
Ada tiga proses perkembangan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
- Faktor kematangan dan faktor pengalaman merupakan hal yang utama dalam mempengaruhi perkembangan anak.
 
Kedua faktor tersebut sangat penting  untuk dipelajari dan dipahami untuk  mengetahui proses perkembangan  anak. Misal, seorang anak yang mengalami  keterlambatan dalam berjalan,  harus diketahui terlebih dahulu faktor –  faktor yang mempengaruhinya,  apakah faktor kematangan (genetik) atau  faktor pengalaman (lingkungan).  Apabila sudah diketahui faktor  penyebabnya, maka kita akan mudah  mencari solusinya.
- Perkembangan anak merupakan proses yang kontinuitas ( berkesinambungan ) dan diskontinuitas ( tidak berkesinambungan ).
 
- Perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak.
 
Perkembangan biologis menekankan pada  perkembangan fisik yang  dipengaruhi oleh faktor hereditas ( keturunan  ). Sedangkan perceptual  anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan )  yang merupakan hasil  rangsangan alat indra.
- Perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan anak teretak pada sebab dan akibat yang disebabkan oleh kedua faktor tersebut.
 
- Cara pembelajaran yang efektif yang diterapkan dalam sekolah akan berjalan lancar apabila didiringi dengan selalu memperhatikan perkembagan anak.
 
B. Saran 
Karena belum sempurnanya makalah ini,  penulis menyarankan agar para  pembaca mencari sumber – sumber lain  untuk menyempurnakan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar