Rabu, 14 Mei 2014

BALAD, SURGA BELANJA DI JEDDAH

Beginilah keadaan pasar Balad, Jeddah di pagi hari. Toko dan mall masih banyak yang tutup, namun pasar ini selalu ramai oleh burung merpati yang berkerumunan memakan biji-bijian yang sengaja di sediakan oleh masyarakat disini. ada kesan tersendiri saat mendekati kawanan burung yang sangat
santai memungut makanan yang ada di pelataran halaman Cornice, surga belanja di Kota Jeddah.

Balad berada di kawasan jantung kota Jeddah; kota yang juga memiliki tempat bersejarah, misalnya Makam Siti Hawa, Masjid Terapung, Masjid Qisos, merupakan pasar yang cukup tua, dimulai sejak Bab (pintu) Makkah, yang banyak mangkal taksi khusus jurusan Makkah dengan pengemudi warga Arab Saudi.
Dalam beberapa tahun terakhir para pengemudi taksi ini disubsidi, diberi kendaraan untuk dicicil menjadi hak milik dengan harga murah. Dengan maksud bisa beraktivitas mengurangi migrasi ke kota Makkah yang sudah cukup padat (sekitar 1,4 juta-Red). Selain Jeddah sendiri sebagai kota internasional sudah berpenduduk sekitar 2 juta, belum termasuk pendatang yang sangat banyak.
Jamaah haji Indonesia yang akan pulang dan diterbangkan dari Jeddah, diberi kesempatan atau mendapat hak “city tour” tiga jam di kota ini karena punya waktu 24 jam. Mereka bisa memilih tempat-tempat bersejarah yang disebut diatas, termasuk paling banyak ke Balad.
Bahkan sebelum puncak haji pun, jamaah Indonesia yang tinggal di Makkah, sempat lebih dulu belanja ke Balad, karena pulangnya nanti lewat Madinah.
Pasar Balad sendiri merupakan pasar yang sangat luas, karakteristiknya seperti pasar Tanah Abang, Jakarta. Barang-barang keperluan apa saja ada. Namun jauh lebih luas dan lengkap, selain pedagangnya datang dari berbagai penjuru dunia tetapi sudah menjadi warga negara Arab Saudi. Atau paling tidak mempunyai izin tinggal di negeri itu secara sah.
Barang-barang yang paling menonjol (paling laris) di sini adalah souvenir berupa tasbih, sajadah, minyak wangi, karpet (permadani). Bahkan emasnya dikabarkan sangat baik, setara dengan emas Inggris. Detil ukiranya hebat sehingga terkenal di penjuru dunia.
 

 Kawasan Balad sebenarnya merupakan situs kota masa lampau yang sudah maju saat itu, Pemerintah Provinsi Jeddah telah menetapkan kawasan Balad sebagai kawasan sejarah dan menjadi salah satu objek wisata spesifik. Kalau kita masuk lewat Bab Sharif, misalnya, kita langsung menyaksikan pilar-pilar dengan pelataran melingkar berlapis mozaik dan pagar-pagar di sisinya. Ini adalah bekas terminal dan tiang-tiang pagar itu kemungkinan merupakan tambatan untuk kuda atau onta.

Lalu, kita masuk menyusuri kawasan di sekitarnya hingga ke Bab Alawi, tampak gedung-gedung tua yang rata-rata berusia lebih 100 tahun berbaur dengan gedung-gedung pusat perbelanjaan moderen. Sedikitnya ada 500 bangunan gedung dan rumah tua di kawasan Balad. Bangunan gedung dan rumah-rumah-tua itu tampak dengan keunikan arsitektur dan ukiran-ukiran yang menghiasinya adalah peninggalan para saudagar Arab masa lampau.


Rumah-rumah gedung para saudagar Jeddah tersebut umumnya dibangun secara blok, sehingga menciptakan lorong yang teduh. Dinding bangunan terbuat dari batu-batu coral dan kerang laut, sehingga menghasilkan ornamen-ornamen unik. Jendela-jendela dan balkon yang terbuat dari kayu dihiasi dengan ukiran indah, juga berfungsi sebagai pengatur sirkulasi udara, sehingga nuansa rumah terasa nyaman, aman, dan segar.

Sayang, saat ini sebagian besar bangunan gedung dan rumah tua di kawasan perdagangan yang sibuk itu kini banyak sudah rusak dimakan usia. Beberapa di antaranya bahkan ada yang miring ke kiri, miring ke kanan, dan hampir roboh. Meski beberapa di antaranya masih ditempati, namun tidak banyak gedung yang direnovasi.

Sehabis menyusuri kawasan kota tua Balad, kita bisa beristirahat, duduk di pelataran bekas terminal Bab Sharif, misalnya. Di tempat ini kita bisa duduk di batu-batu di sekitar sambil minum teh susu hangat dan jagung bakar. Di sini banyak penjual minuman dan makanan. Kalau mau lebih mewah juga ada restoran yang menyediakan kopi tradisional Arab, yang disebut quawa.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Abraaaar... ko bikin kk nangis bombay ya dek.... kangen x ke saudiah... terbang n jln2. Sangking lama nya aq lupa sama foto2 kita tu loooh....

Mihalul Abrar mengatakan...

aku juga kangen kak e,...........
kakak kapan lagi terbang??
ayok lah,.....

BATIK ACEH MENUSANTARA

 Walaupun aceh tidak terkenal dengan  batiknya, namun siapa sangka bahwa batik motif aceh yang di design oleh Mihalul Abrar dengan mengkombi...